cerita tentang seseorang
Cerita
tentang Damayanti.
Namanya Damayanti. Seorang
gadis yang mempunyai pengaruh besar dalam perjalananku selama ini. Aku
mengenalnya sekitar Tujuh tahun yang lalu, saat dia mutasi dan masuk ke kelas
yang menjadi perbincangan banyak siswa karena kelas tersebut adalah pemenang perlombaan
kelas dengan kaligrafi terindah pada saat itu. Tak ada yang istimewa dengan
kedatangannya di kelasku itu, hingga pada suatu saat aku mendengar rumpi-ria
teman-teman dikelas yang sedang membahas dengan topik rumpi “Damayanti si anak
baru”.
Tak hanya mendengarkan
saja, aku pun ikut serta dalam kajian rumpi teman-teman cs-ku itu, ternyata
“Damayanti si anak baru” itu adalah siswi yang menjadi kebanggaan kakak kelas
diasramanya karena kepintarannya itu. Dia adalah siswi mutasi dari salah satu boarding
school ternama di Kota Tangerang. Mendengar kata “pintar”, aku merasa
semakin banyak saja orang pintar di kelasku itu.
Beberapa minggu belalu, aku belum mengenalnya
secara personal. Say Hallo pun tak pernah terucap. Mungkin hanya sapa
senyum yang masih aku ingat jika perpapasan jalan ataupun pandang dengannya.
Hingga pada suatu saat aku terkena sanki dari kakak kelasku untuk membuat
Narasi dalam bahasa Arab. Dengan basa-basi -yang biasa aku utarakan pada
teman-teman yang lain ketika aku “ada maunya”- aku mulai menyapanya. dan
terjadilah perbincangan yang cukup panjang dan –mungkin agak garing- pada
akhirnya aku utarakan maksudku meminta bantuannya untuk membuat Narasi
berbahasa Arab tersebut.
Dan dengan senang hati –aku. atau bahkan
mungkin dia juga- dia mau membantuku (makasi Damaiiii). Ya, sejak saat itu aku
mulai mengenalnya. Tak hanya pintar, tapi juga baik hati dan tidak sombong
(beneran gak boong). Obrolan yang sering kami bahas pun hanya sekitar masalah
pelajaran (naluri orang-orang pinter emang gitu kali yaa?? Belajar mulu!),
mungkin karena baru saling kenal atau –nerveous ngobrol bareng cewe- tak ada
topik lain
yang lebih asyik untuk diperbincangkan
(entahlah).
Beberapa bulan sudah
berlalu, sejalan
dengan saling menganal lebih jauhnya aku dengannya, ternyata
dia menaruh perhatian kepadaku (ciyeee Damai!!!). Tapi sayang perhatian
tersebut hanya sekedar perbandingan antara aku dengan “pacar –privasi. Tak usah
disebutkan nama- (lagian ga penting juga sih kalo disebutin!)nya” sewaktu
disekolah asalnya dulu. Tapi, tak apa lah. Setidaknya dia sudah mau untuk
memberikan “perhatian” kepadaku (asiikk). Hingga sampai pada November 2006 dia
sudah bercinta lokasi dengan temanku -Ahmad Jaelani- (kali ini sepertinya perlu
aku sebutkan nama pacarnya itu! Hehee..) di kelas IPA.
Proses percintaannya pun bagiku cukup unik.
Karena prosesi “penembakannya” berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya. Ya.
Kata si ‘Jel -Ahmad Jaelani- “penembakan” itu hanyalah pernyataan rasa
cintanya. Bukan pertanyaan yang harus dijawab iya atau tidak. Jadi pernyataan tersebut tak usah ada jawaban.
Akan tetapi jika Damai menerima pernyataan tersebut, mereka akan menjalaninya.
(ciyeee damai pacaran sama ‘njel??!!!). hingga sampai saat ini hubungan mereka
tak pernah ada kata putus –tak diketahui pastinya kapan kata putus itu terucap–
walaupun sebenarnya mereka sudah tak pacaran lagi. Itu karena memang cinta yang
mereka jalani atas dasar “pernyataan” (tragis ga sih kalo gitu???!!). Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar