Kamis, 11 Oktober 2012

cerita tentang seseorang

Cerita tentang Damayanti.

Namanya Damayanti. Seorang gadis yang mempunyai pengaruh besar dalam perjalananku selama ini. Aku mengenalnya sekitar Tujuh tahun yang lalu, saat dia mutasi dan masuk ke kelas yang menjadi perbincangan banyak siswa karena kelas tersebut adalah pemenang perlombaan kelas dengan kaligrafi terindah pada saat itu. Tak ada yang istimewa dengan kedatangannya di kelasku itu, hingga pada suatu saat aku mendengar rumpi-ria teman-teman dikelas yang sedang membahas dengan topik rumpi “Damayanti si anak baru”.

Tak hanya mendengarkan saja, aku pun ikut serta dalam kajian rumpi teman-teman cs-ku itu, ternyata “Damayanti si anak baru” itu adalah siswi yang menjadi kebanggaan kakak kelas diasramanya karena kepintarannya itu. Dia adalah siswi mutasi dari salah satu boarding school ternama di Kota Tangerang. Mendengar kata “pintar”, aku merasa semakin banyak saja orang pintar di kelasku itu.

Beberapa minggu belalu, aku belum mengenalnya secara personal. Say Hallo pun tak pernah terucap. Mungkin hanya sapa senyum yang masih aku ingat jika perpapasan jalan ataupun pandang dengannya. Hingga pada suatu saat aku terkena sanki dari kakak kelasku untuk membuat Narasi dalam bahasa Arab. Dengan basa-basi -yang biasa aku utarakan pada teman-teman yang lain ketika aku “ada maunya”- aku mulai menyapanya. dan terjadilah perbincangan yang cukup panjang dan –mungkin agak garing- pada akhirnya aku utarakan maksudku meminta bantuannya untuk membuat Narasi berbahasa Arab tersebut.

Dan dengan senang hati –aku. atau bahkan mungkin dia juga- dia mau membantuku (makasi Damaiiii). Ya, sejak saat itu aku mulai mengenalnya. Tak hanya pintar, tapi juga baik hati dan tidak sombong (beneran gak boong). Obrolan yang sering kami bahas pun hanya sekitar masalah pelajaran (naluri orang-orang pinter emang gitu kali yaa?? Belajar mulu!), mungkin karena baru saling kenal atau –nerveous ngobrol bareng cewe- tak ada topik lain yang lebih asyik untuk  diperbincangkan (entahlah).

Beberapa bulan sudah berlalu, sejalan dengan saling menganal lebih jauhnya aku dengannya, ternyata dia menaruh perhatian kepadaku (ciyeee Damai!!!). Tapi sayang perhatian tersebut hanya sekedar perbandingan antara aku dengan “pacar –privasi. Tak usah disebutkan nama- (lagian ga penting juga sih kalo disebutin!)nya” sewaktu disekolah asalnya dulu. Tapi, tak apa lah. Setidaknya dia sudah mau untuk memberikan “perhatian” kepadaku (asiikk). Hingga sampai pada November 2006 dia sudah bercinta lokasi dengan temanku -Ahmad Jaelani- (kali ini sepertinya perlu aku sebutkan nama pacarnya itu! Hehee..) di kelas IPA.

Proses percintaannya pun bagiku cukup unik. Karena prosesi “penembakannya” berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya. Ya. Kata si ‘Jel -Ahmad Jaelani- “penembakan” itu hanyalah pernyataan rasa cintanya. Bukan pertanyaan yang harus dijawab iya atau tidak.  Jadi pernyataan tersebut tak usah ada jawaban. Akan tetapi jika Damai menerima pernyataan tersebut, mereka akan menjalaninya. (ciyeee damai pacaran sama ‘njel??!!!). hingga sampai saat ini hubungan mereka tak pernah ada kata putus –tak diketahui pastinya kapan kata putus itu terucap– walaupun sebenarnya mereka sudah tak pacaran lagi. Itu karena memang cinta yang mereka jalani atas dasar “pernyataan” (tragis ga sih kalo gitu???!!).  Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar